Kurikulum 2013 akan diterapkan sepenuhnya pada tahun pelajaran 2014-2015 setelah melalui uji coba pada tahun pelajaran 2013-2014 pada beberapa sekolah rujukan.
Ada beberapa model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam kurikukulum 2013, di antaranya Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning), dan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Sebagai seorang guru, kita harus mampu mendesain dan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tema dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Model pembelajaran yang kita pilih hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta didik, sumber belajar, serta daya dukung yang dimiliki oleh guru atau sekolah.
Sehubungan dengan pemilihan model pembelajaran, penulis mencoba berbagi informasi tentang ‘ Model pembelajaran Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013’.
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch,1995).
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Kurikulum 2013 memiliki tahapan sebagai berikut:
Orientasi peserta didik terhadap masalah
Pada tahap ini, guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas yang akan dilakukan agar peserta didik tahu apa tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan yang akan dibahas, bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini untuk memberi konsep dasar kepada peserta didik. Guru harus bisa memberikan motivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih
Mengorganisasikan peserta didik
Pada tahap ini, guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi, misalnya membantu peserta didik membentuk kelompok kecil, membantu peserta didik membaca masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya, kemudian mencoba untuk membuat hipotesis atas masalah yang ditemukan tersebut..
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Pada tahap ini, guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan membagikan ide mereka sendiri untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada tahap ini guru membantu peerta didik dalam menganalisis data yang telah terkumpul pada tahap sebelumnya, sesuaikah data dengan masalah yang telah dirumuskan, kemudian dikelompokkan berdasarkan kategorinya. Peserta didik memberi argumen terhadap jawaban pemecahan masalah. Karya bisa dibuat dalam bentuk laporan, video, atau model.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada tahap ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan peserta didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok.
Setelah selesai pembelajaran, jangan lupa agar guru memberikan penguatan, Dengan demikian peserta didik memiliki konsep yang bulat tentang kompetensi dasar yang dipelajari.
Mari bertekad bulat menyambut pelaksanaan kurikulum 2013 dengan semangat, karena guru yang hebat tidak pernah takut mencoba. Termasuk mencoba mengimplementasikan Model Problem Based Learning dalam pembelajaran di kelas. Siapa takut…..
Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL)
Fase 1: Orientasi siswa pada masalah, Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perlengkapan penting yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
Fase 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar, Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tujuan Model Problem Based Learning
Menurut Rohman (2011: 189) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembelajaran problem based learning, yaitu:
Untuk mendorong kerjasama penyelesaian tugas antar siswa.
Memiliki elemen-elemen belajar mengajar sehingga mendorong tingkah laku pengamatan siswa dan dialog dengan lainnya.
Melibatkan siswa dan menyelidiki pilihan sendiri yang memungkinkan mereka memahami dan menjelaskan fenomena dunia nyata.
Melibatkan ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) pada siswa secara seimbang sehingga hasilnya bisa lebih lama diingat oleh siswa.
Dapat membangun optimisme siswa bahwa masalah adalah sesuatu yang menarik untuk dipecahkan bukan suatu yang harus dihindari.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dilingkungan sekolah pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan yang lainnya yakni mendorong peningkatan hasil belajar pada siswa menjadi lebih baik. Oleh sebab itu sangat diperlukan guru pembimbing dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik masalah yang sedang terjadi maupun yang belum terjadi untuk dipecahkan alternatif dan solusinya.
Kelebihan dan Kekurangan dari Model Problem Based Learning (PBL)
Kelebihan Model Problem Based Learning (PBL)
Sudrajat (2011) mengemukakan beberapa keunggulan dari model problem based learning ini, yaitu:
Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi.
Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran sebab masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat dari orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa.
Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan siswa dapat diharapkan. Selain itu, problem based learning (PBL) diyakini pula dapat menumbuh kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun secara berkelompok.
Kekurangan model Problem Based Learning (PBL)
Selain memiliki kelebihan, problem based learning (PBL) juga memiliki kekurangan diantaranya persiapan pembelajaran (alat, problem, dan konsep) yang kompleks, sulitnya mencari permasalahan yang relevan, sering terjadi mis konsepsi, dan memerlukan waktu yang cukup panjang (Endriani, 2011)
0 komentar:
Posting Komentar